Selasa, 16 Oktober 2018

Bagaimana Kondisi Ekonomi RI? Ini Kata Pengamat Hingga Pengusaha

Pertumbuhan ekonomi RI tak banyak mengalami perubahan signifikan, masih stagnan pada posisi 5,01%. Di sisi lain, perekonomian global yang terus membaik juga tak banyak berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.


Demikian diungkapkan pengamat ekonomi Faisal Basri, dalam sebuah diskusi di The Hermitage Hotel, Jakarta, Senin (16/10/2017).

"Ekonomi dunia itu bagus banget. Growth nya naik dari 3,2% ke 3,6%. Hampir semua negara di upgrade awal minggu lalu oleh IMF. Volume perdagangan juga naik dari 2,4% menjadi 4,2%. Naik dua kali lipat," katanya.
"Namun, ekonomi dunia yang membaik tidak seketika berdampak ke kita, tidak seketika. Ada time lapse yang cukup panjang dibanding negara lain," sambung Faisal.

Lebih lanjut dia mengatakan, dalam memperbaiki serta mendorong pertumbuhan ekonomi RI diperlukan dua hal penting. Yakni dari sisi perbankan serta pemerintahnya sendiri.

"Ekonomi itu punya dua jantung. Pertama itu perbankan dan kedua pemerintah. fungsinya sama, dia menyedot dana dan memompakan kembali. Perbankan, nyedot dana kurang sehingga memompakan dananya cuma 46,6%. Kecil sekali, negara lain ratusan persen. Lalu pemerintah, nyedot pajak dan memompakan kembali ke infrastruktur. Penerimaan pajaknya sih naik, tapi dibanding pertumbuhan PDB-nya lebih lambat," terangnya.

"Pertumbuhan kita sangat dipengaruhi komoditas. Harga komoditas cenderung turun, sehingga pertumbuhan ekonomi juga enggak bisa naik. karena industri manufaktur tidak bisa berkembang dan konsumsi juga. Komoditas proyeksinya sampai 2018 masih flat, jadi dapat dipastikan ekonomi masih akan di 5%," jelas Faisal.

Menurutnya, ekonomi RI memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dengan kondisi perekonomian global. Oleh sebab itu, jika perekonomian global beberapa waktu lalu sempat mengalami kelesuan, namun RI tidak menerima banyak dampak.

"Bukan karena kita kuat, tapi karena kita tidak compatible dengan dunia. Jadi kita tidak bisa berharap banyak dari ekonomi dunia yang membaik," jelasnya.
World Economic Organization (WEO) memproyeksikan, ekonomi negara-negara berkembang tahun ini bisa tumbuh lebih baik di kisaran 4,9%. Meski demikian, ekonomi di negara-negara maju diperkirakan hanya mampu tumbuh 2%. Namun, lembaga tersebut memproyeksikan ekonomi dunia bisa tumbuh 3,7% tahun ini.

Pola konsumsi

Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, mengatakan di sektor ritel ekonomi dalam negeri secara makro tampak cukup baik, di mana pertumbuhannya di atas 5%. Hal itu seharusnya, kata Roy, tidak mencerminkan daya beli yang melemah.

Menurutnya, yang terjadi saat ini ialah adanya perubahan pola komsumsi masyarakat.

"Jadi memang situasi sekarang dalam perdagangan keseluruhan, kita melihat number of customer tidak menurun. Kita lihat mal enggak pernah sepi, parkir di mall butuh setengah jam sampai 45 menit. tetapi, dashboard ekonomi kita bagus, pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5,01%. Jadi masih bagus dari negara lain," jelasnya.

Dirinya berpendapat, saat ini masyarakat lebih banyak menahan diri dalam berbelanja. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menyimpan dananya di perbankan.

"Memang ada anomali terhadap ekonomi itu sendiri, kemudian ada perubahan pola konsumen, di mana konsumen lebih deposit dan DPK naik signifikan sampai 2%. Berarti kan aliran dana sudah switching, biasa consume sekarang deposit, dan ini masih akan terlihat di 2018, karena komoditas di 2018 masih melambat," pungkas Roy.

"Saat ini bangsa kita menghadapi kondisi yang agak mengkhawatirkan, terutama adanya, munculnya kehendak-kehendak yang mengingkari adanya kebhinekaan yang menjadi kekuatan Bangsa Indonesia," kata Wiranto di sela pembukaan Rapat Kerja Nasinonal Dewan Kota Seluruh Indonesia di Kuta, Bali.



https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3686800/bagaimana-kondisi-ekonomi-ri-ini-kata-pengamat-hingga-pengusaha
https://www.merdeka.com/peristiwa/wiranto-indonesia-saat-ini-dalam-kondisi-mengkhawatirkan.html
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180108191250-4-929/kondisi-perekonomian-indonesia-2018-menurut-sri-mulyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar